Keep Spirit.....!!

Entri Populer

Senin, 26 Oktober 2015

MAKALAH TURUNNYA AL QUR'AN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI                                                                                                                            1
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                         2
A.     Latar Belakang                                                                                                       2
B.     Rumusan Masalah                                                                                                 2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                          3
A.     Arti Nuzulul Qur’an                                                                                                           3
B.     Proses Turun Al-Qur’an                                                                                         4
C.     Hikmah Turun Secara Bertahap                                                                             6
D.     Makna Wahyu dan Prosesnya                                                                                6
BAB III PENUTUP                                                                                                                  7
A.     Kesimpulan                                                                                                                       7
DAFTAR PUSAKA                                                                                                                 8















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama. Al-Qur’an harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan  mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Sehingga tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya.
Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijah ke Madinah hingga saat ini. Upaya tersebut telah mereka laksnakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban. Terdapat beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Nuzulul Qur’an?
2.      Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
3.      Apa hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap?
4.      Apa makna wahyu Al-Qur’an dan proses turunnyya Al-Qur’an?































BAB II

PEMBAHASAN


A.     Pengertian Nuzulul Qur’an

Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata Nuzul dan Al-Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Nuzul juga secara etimologi dapat berarti singgah atau tiba ditempat tertentu. Makna nuzul dalam pengertian yang disebut terakhir ini dalam kebiasaan orang arab menurut Abdul Azhim Az-Zarqoni sebagai makna hakiki. Sehingga, kata singgah, mampir, atau tiba umpamanya sering diungkapkan oleh orang arab dalam formulasi seperti seorang penguasa singgah atau tiba disuatu tempat. 

Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian antara lain: 

a) Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh, “turun dan jatuhnya sesuatu.”

b) Sedang menurut al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti, “meluncur atau turun dari atas ke bawah.”

c) Menurut al-Zarqoni, kata Nuzul di ungkapkan dalam penuturanya yang lain untuk pengertian perpindahannya sesuatu dari atas ke bawah. 

d) Imam Fairuz Zabadi dalam kamusnya Al-Muhith Al-Hulul Fil Makan. Kata Nuzul itu mampunyai arti : “Bertempat di suatu tempat”. Contohnya antara lain firman Allah SWT.

وَقُل رَّبِّ أَنزِلۡنِى مُنزَلاً۬ مُّبَارَكً۬ا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡمُنزِلِينَ 

Artinya: Berdo’alah Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang di berkahi dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat (Q.S. Al- Mukminum : 29) 

e) Imam Az-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al- Kasysyaf. Kata Nuzul itu berati Al- Ijtima (kumpul). 

Di dalam hubungannya dengan pembahasan Nuzulul Qur’an ini, kata MF. Zenrif di dalam bukunya yang berjudul sintesis paradigma studi al-Qur’an, ada juga pendapat yang memberikan alternatif dari problem teologis dengan memberikan pengertian majaziy dari kata nuzul. Dalam hal ini nuzul diartikan penampakan al-Qur’an ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu. Memang menurut pandangan ini al-Qur’an bersifat Qodim, dalam pengertian sudah ada sebelum adanya tempat dan waktu, akan tetapi keberadaanya ketika itu belum diketahui atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’an pertama kali diterima Nabi saw, ketika itu pula al-Qur’an menampakan diri. Oleh karenanya, inna anzalnahu fi lailat al-qodr mempunyai pengertian:“sesungguhnya kami memulai memperkenalkan kehadiran al-Qur’an pada malam al-Qodr”  

            Secara harfiah berarti turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa yang penting penurunan wahyu Allah pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.

            Secara bahasa, kata Al-Qur’an  adalah bentuk masdar dari kata iqro yang berarti bacaan. “Qur’an” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). Al-Qur’an bukan saja harus dibaca oleh manusia, tetapi juga karena dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya. Baik pada shalat maupun di luar shalat.

            Secara istilah Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi muhammad SAW dan dituis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawattir serta membacanya adalah ibadah.

            Berdasarkan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad SAW tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.atau Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Demikian pula kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, seperti Hadis Qudsi tidak pula dinamakan Al-Qur’an.


B.     Proses turunnya Al-Qur’an

Sebagaimana segala sesuatu memiliki empat dimensi wujud: wujud lisan, wujud tulisan, wujud mental dan wujud luaran, wahyu juga demikian adanya memiliki empat dimensi wujud:
A.    Wujud tulisan al-Qur’an yang tampak dan lahir.
B.     Wujud lisan al-Qur’an adalah bacaan pembaca yang dibaca semenjak para maksum dan malaikat          hingga masyarakat awam.
C.     Wujud mental dan ilmiah al-Qur’an yang terbagi lagi menjadi beberapa bagian: wujud di lauh mahfuz, wujud di alam perintah (amr) yang kemudian turun sesuai dengan perintah Ilahi ke dalam hati Rasulullah Saw sebagaimana dalam firman Allah Swt, “"Ar-Ruh al-Amin (Jibril) telah menurunkannya ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan." (Qs. Al-Syuara [26]:169) Atau makna-makna transendental dan metafisik yang diraup tatkala qari membaca al-Qur’an. Seperti firman Tuhan, “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an ini) suatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tanganmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang-orang yang ingin mengingkari(mu)." (Qs. Al-Ankabut [29]:48)
D.    Wujud luaran secara global dimana hakikat dan realitas al-Qur’an turun dari sumber keagungan Tuhan Esa, sebagaimana firmannya, “Alif Lâm Râ, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Qs. Al-Hud [11]:1)
E.     Wujud luaran al-Qur’an ini adalah yang berbentuk indah dan menjadi kerabat dekat orang-orang mukmin di kubur dan di akhirat akan menjelma dan bertutur-kata serta memberikan syafaat.
F.      Banu Isfahani dalam menyanggah anggapan bahwa hal ini mustahil menuturkan, “Jangan kalian mengira bahwa riwayat yang mengisahkan syafaat yang diberikan al-Qur’an dan sebagainya merupakan sebuah pepatah. Riwayat tersebut harus ditakwil dan dimaknai pada batinnya. Karena al-Qur’an pada setiap tingkatan eksistensi sedemikian ia menjelma dengan jelas sehingga alam-alam wujud berderet secara vertikal. Dan setiap tingkatan rendah merupakan simbol dan penampakan dari tingkatan tingginya. Dan pancarannya menjelma dan memanifestasi di dunia aktual tempat kita berpijak yang merupakan tingkatan terendah dari tingkatan-tingkatan alam eksisten. Dunia tempat kita berpijak merupakan dunia majaz (figuratif, non-hakiki) dan dunia lahir. Dan seluruh eksisten di dunia ini tidak lain merupakan simbol dan penampakan alam atas.
Di atas alam ini terdapat sebuah alam yang berada dalam lintasan menanjak kita manusia. Alam tersebut adalah alam barzakh yang merupakan perantara dan media antara alam dunia dan alam kiamat. Alam barzakh merupakan alam form (shurat) dan alam makna. Dan di atasnya terkait dengan manusia merupakan alam kiamat yang merupakan alam keseluruhan, alam hakikat, alam kehidupan dan di situlah batasan dan akhir perjalanan manusia
Dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Telah di jelaskan apda surah Al Baqarah :185 “Bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk manusia’’. Dan pada surah Al- Qadar :1 “Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan”. Beberapa ayat lain juga menerangkan bahwa al-quran diturunkan berangsur-angsur dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun dan selesai selama masa kenabian. Banyak sekali ayat Al Qur’an yang menegaskan bahwa Al Qur’an turun secara berangsur-angsur.
Selain ayat diatas juga dijelaskan pada surat Al Insan : 23. “Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran kepada mu dengan berangsur-angsur”. Ibnu abbas juga meriwayatkan bahwa “dia berkata bulan yang didalmnya al-quran diturunkan oleh kibril sekaligus kelangit dunia. Kemudian setelah itu diturunkan kepada muhammad saw dari hari ke hari, satu ayat, dua ayat, tiga ayatatau satu surah.


C.     Hikmah turunnya Al-Qur’an secara Berangsur-angsur
           
Selalu ada hikmah dibalik suatu peristiwa. Sama halnya dengan diturunkannya Al-Qur’an secara erangsur-angsur antara lain sebagai berikut :
1.      Menguatkan dan meneguhkan hati Raulullah SAW, dalam rangka menyampaikan dakwahnya dalam menghadapi celaan orang-orang musyrik (QS. Al-Furqon ayat 32)
2.      Memudahkan Nabi SAW dalam menghafal lafad Al-Qur’an, mengingat Al-Qur’an bukan sya’ir atau prosa, tetapi kalam Allah yang sangat berbobot isi maknanya sehingga memerlukan hafalan dan kajian secara khusus.
3.      Sebagai pendidikan terhadap umat Islam, dengan turunnya Al-Qur’an dengan secara bertahap, pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam menghadapi segala cobaan, dan bertahap dalam memahami hukum Islam.
4.      Dengan cara ini, turunnya ayat sesuai dengan peristiwa yang terjadi akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat ditanyakan langsung kepada Rasul SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an langsung menjawabnya, dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada Rasulullah
5.      Agar mudah dimengerti dan dilaksanakan segala isinya oleh umat Islam.
6.      Memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada umat Islam untuk meninggalkan sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliyah yang negative secara berangsur-angsur.
7.      Membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar kalam Allah.

D.     Makna Wahyu dan Macam Wahyu
           Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan secara sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut menggunakan metode sembunyi-sembunyi dalam penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau tidak dengan perantaraan.
           Lafazh "wahyu'' ini menunjukkan bahwa penyampaian berita dari Allah Swt kepada Rasulullah SAW menggunakan metode khusus.Hal itu dapat dibuktikan dengan digunakannya metode sembunyi-sembunyi, keakuratan, dan tidak memungkinkannya orang lain untuk dapat mengetahui.

Macam wahyu :
Ø  Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW “sesungguhnya Ruhul Qudus membisikan ke dalam pikiranku”
Ø  Berbicara kepada Nabi dari balik tabir, seperti dalam QS. AN-NISA 164
Ø  Seorang malaikat menyampaikan wahyu yang dikirimkan dari sisi Allah SWT kepada salah seorang Nabi-Nya
BAB III

PENUTUP


A.     Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bukti sejarah turunnya Al-Qur’an dapat ditarik kesimpulan, bahwa Allah menurunka Al-Qur’an secara tidak langsung dengan keseluruhannya melainkan dengan cara yang berangsur-angsur. Hal ini untuk memudahkan kepada Nabi muhammad SAW untuk menghafalnya dan mendiktenya kepada para penulis wahyu.
Sedangkan Al-Qur’an itu sendiri mempunyai arti bacaan, dimulai dengan surat Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya dan kafir bagi yang mengingkarinya. Al-Qur’an juga  sangat berfungsi bagi kehidupan manusia adalah sebagai petunjuk bagi manusia, sumber pokok ajaran Islam, pemberi peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Sebagai umat Islam, hendaklah selalu mengamalkannya ayat-ayat Qur’an setiap saat baik itu kepada orang lain maupun pada diri sendiri. Selalu membaca, mengahafal, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena Al-qur’an itu banyak sekali manfaat dan fungsinya bagi kehidupan manusia. Banyak pengetahuan di dalamnya, karena ilmu pengetahuan semuanya juga bersumber dari Al-Qur’an. Orang yang mengikuti ajaran Al-Qur’an akan masuk surga sedangkan yang menentangnya akan masuk neraka.
                                                      
B.     Saran

Demikianlah makalh kami buat. Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
















DAFTAR PUSTAKA

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/10/pengertian-nuzulul-quran.html
Shihab, Quraish.1996.Membumikan Al Quran”Fungsi dan Peranan Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat”. Bandung:Mizan

Al-Athar, Dawud.1979. ‘’ Ilmu Qur’an’’ . Bairud 1979. Pustaka Hidayah
http://gibukmakalah.blogspot.com/2014/02/pengertian-wahyu-macam-macam-dan-proses.html









0 komentar:

Posting Komentar

Siapa Orang Paling Berpengaruh No 1 Didunia ?

Translate